Ketika Difabel Mudik, Menolak Naik Kursi Roda di Stasiun Senen
Ketika Difabel Mudik, Menolak Naik Kursi Roda di Stasiun Senen
penumpang telah memadati Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Tri Laksono (50), pria penyandang disabilitas itu terus mengayuh tongkatnya hingga menuju pintu gerbang 1 keberangkatan Stasiun Pasar Senen.
Tri ialah satu dari kurang lebih 141 ribu penumpang yang tercatat meninggalkan Jakarta menuju kampung halaman di musim mudik lebaran 2019 dari H-10 hingga H-5 hari ini.
Tri mengaku bersama keterbatasannya ia merasa terbantu bersama kemudahan akses layanan yang diberikan oleh pihak pengelola Stasiun Pasar Senen. Tri termasuk menjelaskan sempat ditawari bantuan oleh porter untuk diantar bersama gunakan kursi roda sewa kursi roda .
"Fasilitasnya baik kok, aku sebagai penyandang disabilitas benar-benar terbantu. Tadi termasuk sempat ditawari naik kursi roda tapi aku menampik gara-gara aku tetap bisa. Intinya aku sih nggak merasa susah lah," kata Tri.
Menurut pernyataan Tri, dia telah 13 th. merantau ke Cibinong, Bogor. Di sana Tri bersama istrinya terhubung bisnis warung makan.
Keputusan itu perlu diambilnya ketika gempa berkekuatan 5,9 skala richter mengguncang Jogjakarta terhadap 2006. Secara tidak langsung hal itupun turut berdampak kepada perekonomian keluarga. Sejak itulah Tri dan istri merantau ke Cibinong dan terhubung bisnis warung makan.
"Sudah lama bukan warungnya, pokoknya pas gempa Jogja th. 2006 itu lah," ucapnya.
Di mudik lebaran th. ini tak sekedar bersama sang istri dia termasuk didampingi oleh satu orang anak laki-lakinya Bagus (25). Bagus kata Tri, sengaja berkunjung ke Bogor untuk menjemput dirinya.
Tri mengaku tak ada oleh-oleh istimewa yang hendak dibawa dari perantauannya ke kampung halaman. Tri menjelaskan hanya mempunyai sebagian busana untuk keluarga dan cucunya di kampung.
Komentar
Posting Komentar